Jumat, 06 Oktober 2017

Perkara Baju Kotor

Sebut saja ia Imah (bukan nama sebenarnya). Ia berkuliah di universitas yang sama dengan saya, namun angkatannya satu tahun di bawah saya dan kami berasal dari fakultas yang berbeda. Qodarullah, Allah SWT mempertemukan kami hingga sampai hari ini kami masih sering berkomunikasi. Dengan mengenalnya membuat saya menyaksikan bukti yang begitu gamblang bahwa manusia yang menjaga kedekatan dengan Allah SWT akan menjadi manusia yang tangguh serta dapat memberikan pengaruh baik yang luar biasa untuk sekitarnya tersebab ia memiliki amunisi yang cukup untuk menghadapi berbagai tantangan. Muslimah yang sangat menjaga sholat tahajud dan dhuhanya ini menjadi tempat curhat banyak orang, dari berbagai status dan latarbelakang, mulai dari mahasiswa sampai dosen, mulai dari curhatan tentang pacar sampai perkara rumah tangga. Saran yang diberikannya selalu berlandaskan pada Al-Quran dan Al-Hadis. Hebatnya adalah, sekalipun orang yang diberi saran tersebut masih melakukan apa yang dilarang Allah, namun mereka bisa menerima saran dari Imah dengan lapang dada, bahkan tak jarang tertawa sambil meminta maaf atas kesalahan mereka. Apakah mereka kapok diceramahi? Tidak, mereka bahkan menjadikan Imah sebagai tempat curhat andalan mereka. MaasyaaAllah.
Saya belajar banyak dari Imah. Tentang caranya memahami karakteristik lawan bicara, kesungguhannya dalam menjaga muru’ahnya sebagai muslimah, ketegasannya dalam menyampaikan pendapat, juga hal-hal ‘kecil dalam kesehariannya. Hingga suatu hari saya mendapatkan cerita dari teman Imah tentang percakapan mereka berdua:
            “Im, kamu nggak pernah laundry kah?”
            “…” (kami lupa, Imah menjawab tidak pernah atau nyaris tidak pernah)
            “Lho, kenapa Im?”
            “Selama masih bisa, aku usahakan untuk mencuci sendiri. Soalnya kalau amanah berupa baju gitu aja aku nggak bisa menyelesaikan, gimana dengan amanah-amanah lain yang jauh lebih besar?”
            “…”
            Jleb banget ya? Jadi langsung ingat keranjang pakaian kotor ya? Jadi langsung (lebih) sadar kalau sebenarnya baju kotor hanyalah perkara kecil dalam hidup kita ya? Jadi langsung pengen nyuci baju ya? Hehehe. MaasyaaAllah. Tapi bagi teman-teman yang terpaksa harus menggunakan jasa binatu tersebab hal-hal yang memang tidak bisa dihindari seperti misalnya air kost yang sering mati, jangan berkecil hati ya. Mungkin kita bisa mengganti ‘latihan tanggung jawab kecil’ ini dengan kegiatan yang lain. Maka dari Imah kita belajar untuk tidak meremehkan apapun. Karena siapa tahu dari hal-hal yang nampak sepele itulah Allah SWT ingin mendidik kita untuk menjadi manusia yang lebih baik. 


071017
Fatin, yang hobi coret-coret

Minggu, 01 Oktober 2017

Klarifikasi Kesalahan Buku

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pembaca yang terhormat, dengan ini saya selaku penulis buku Setiap Detik Bersama Allah hendak menyampaikan beberapa ralat untuk beberapa kesalahan dalam buku ini:
-        Salah ketik biasa
-        Salah ketik tidak biasa. Banyak kata ‘aku’ berubah menjadi ‘saya’. Misalnya: jiwaku menjadi jiwsaya; mengaku jadi mengsaya Hal ini disebabkan dalam proses editing terjadi find and replace yang kurang teliti.
-        Penggunaan kata aku dan saya secara bersamaan dalam satu paragraf sehingga membuat pembaca kurang nyaman. Hal ini juga disebabkan dalam proses editing terjadi find and replace yang kurang teliti.
-        Ilustrasi tanpa keterangan
Di setiap topik, biasanya saya memberikan sebuah ilustrasi. Ilustrasi tersebut sebenarnya merupakan kompilasi pengalaman banyak orang. Namun, karena di buku tidak ada keterangan dan kata ganti yg digunakan adalah 'aku', jadilah kisah ilustrasi tersebut nampak seperti kisah nyata hidup saya. Padahal tidak._. Hehe
Maha Suci Allah. Segala yang baik datangnya dari Allah SWT, segala yang kurang datangnya dari diri saya sendiri. Semoga segala kekurangan teknis dalam buku ini tidak mengurangi manfaat yang bisa pembaca ambil. Atas pemakluman yang pembaca berikan, saya ucapkan terimakasih J
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penulis,



Fatin Philia Hikmah