Sabtu, 17 Oktober 2020

Sisi "Nggak Enak" dari Menjadi Mahasiswa Psikologi

Sore ini, seorang kawan di salah satu grup Whatsapp "berkonsultasi" kepadaku dan Husnul (saat ini Husnul sedang menempuh magister profesi psikologi mayoring pendidikan di UI) tentang suatu "kasus" yang berkaitan dengan psikologi pendidikan. Kawan tersebut menguraikan karakteristik kasus yang dihadapinya dan ia meminta tips dari kami, saran apa yang bisa kami berikan untuk " kasus" tersebut.

Ah. Saran. Tips. Solusi. Sesuatu yang selalu "diminta" oleh masyarakat kepada kami, mahasiswa psikologi, apalagi aku sekarang sudah di level magister, profesi pula. Suka tak suka, mau tak mau, aku harus terbiasa dengan pertanyaan ajaib, "Terus aku harus gimana?" yang sebagian orang meyakini bahwa mahasiswa psikologi tahu semua jawaban. 

Pertanyaan dari seorang kawan sore ini menyadarkanku bahwa kuliah itu bukan buat keren-kerenan. Bukan supaya diundang jadi pembicara di mana-mana, dianggap ahli, ada keterangan yang "keren" yang membersamai nama kita beserta gelarnya. Namun, itu adalah "beban". Tanggung jawab. Ada tuntutan tak kasat mata untuk mengikuti perkembangan informasi, terus banyak membaca referensi ilmiah terpercaya, banyak mendengar, dan tentu mengamalkan ilmu. 

Jadi, diriku, apa kamu berani merasa "bangga" dengan gelar yang kamu miliki?

Malang, 17 Oktober 2020