“Dek, jangan rusak dulu ya. Mbak pengen sidang skripsi sama
kamu,” ujarku pada sepatu yang sudah menyedihkan keadaannya.
“Kak, bertahan ya. Kamu yang sudah menemaniku sejak awal
kuliah. Jangan rusak dulu ya,” kataku pada laptop yang beberapa kali
menunjukkan gejala kurang sehat.
-suatu masa ketika hikmah demi hikmah baru kehidupan terus
Allah ajarkan kepada diri yang bodohnya masih sering merasa tak mampu-