Selasa, 15 Januari 2019

Seiring Berjalannya Waktu

Setiap pagi menjelang, kita bersiap untuk menjalani rutinitas masing-masing, kebanyakan melakukan apa yang menjadi kebiasaannya. Bagi yang biasanya kerja ya siap-siap ke 'kantornya', ada yang mengawali paginya dengan hadir taklim, ada pula yang memiliki ritual pagi semacam membaca koran sambil ditemani secangkir teh, bahkan ada juga yang biasanya maksiat masih teguh  dengan maksiatnya.
.
Waktu berlalu, musim berganti tak menentu. Nyatanya selama jantung masih berdetak, selalu ada peluang seorang manusia berbalik arah. Dari yang awalnya rajin maksiat, mulai tobat dan membangun kembali hidupnya dengan akhlak, ilmu, dan amal di jalan yang diridhoi-Nya. Namun, ada pula yang awalnya rajin ibadah bahkan taklim setiap hari tapi akhirnya meremehkan salat dan mulai rajin bermaksiat. Na'udzubillah min dzalik.
.
Kehidupan ini adalah buku raksasa. Dari membacanya, kita belajar banyak hal. Dari fenomena ini, kita belajar untuk senantiasa memohon kepada Allah agar Dia senantiasa mencurahi kita dengan hidayah dan taufik-Nya; tidak meremehkan keburukan atau kebaikan sekecil apapun; berprasangka baik kepada orang lain dan alih-alih sibuk mengoreksi orang lain, kita sibuk dengan cacatnya niat, buruknya akhlak, serta kurangnya ilmu dan amal kita.

Sabtu, 12 Januari 2019

#BelajarDariSekitar1

Namanya Laili Talitha Agustina, namun aku biasa memanggilnya Dek Lita. Aku lupa bagaimana persisnya pertama aku berkomunikasi dengan mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR ini, tapi yang jelas kami mengikuti majelis pengajian yang sama di kampus. Dari perkenalan awal itu, kami sering bertemu dalam acara yang sama dan semakin dekat. Layaknya kids zaman now, kami juga berteman di media sosial seperti whatsapp dan instagram. Salah satu yang aku kagumi dari Dek Lita adalah semangatnya dalam belajar. Setelah mendatangi kajian-kajian, biasanya dia akan menuliskan saripatinya ke dalam bentuk tulisan yang dipublikasikan di media sosial. Selain itu, menurutku dia adalah tipe orang yang suka membaca. Hal ini aku simpulkan karena dia rajin sekali komen tulisan di blog-ku (lewat wa maupun langsung di blog), dan komennya dia itu kelihatan banget kalau dia membaca dengan sungguh-sungguh, hal yang nggak banyak orang mau untuk melakukannya. Gara-gara teringat rajinnya Dek Lita dalam membaca tulisan, aku juga jadi termotivasi untuk membaca secara lebih teliti.