Rabu, 13 Februari 2019

Menunggu Kelahiran


Saat ini aku sedang menunggu. Menunggu naskah  yang berencana aku bukukan menjalani prosesnya. Dalam waktu yang bersamaan, kini ia sedang berada di tangan para peninjau, layouter, dan juga menanti dibuatkan baju oleh sang desainer sampul.  Rasanya tak sabar menimang dirinya yang hangat yang baru keluar dari percetakan. Maka menurutku tak berlebihan jika Raditya Dika menyamakan kelegaan yang dirasakan penulis ketika bukunya terbit sama dengan kelegaan yang dirasakan oleh seorang ibu yang baru saja melahirkan (meskipun Raditya Dika tidak pernah merasakan melahirkan).

Sebab menulis, khususnya menulis sebuah buku, adalah proses panjang. Bibitnya adalah keresahan yang ditanam dalam tanah kesadaran bahwa sedikit pengalaman disertai ilmu yang sedikit harus dibagikan untuk meluaskan kebaikan.  Bukan sekedar berbagi, namun berbagi yang bertanggung  jawab. Maka dari itu, membesarkannya harus selalu disertai upaya-upaya koreksi yang tak kenal lelah, minimal agar yang ditulis tidak ‘menyesatkan’ orang lain. Maka sikap yang mesti dipelihara oleh seorang yang menulis buku adalah sabar menjalani proses, tidak asal membagikan, tidak asal bicara, meski  yang menulis ini pun masih belajar untuk itu.

0 comments: